top of page

Hasil pencarian

83 hasil ditemukan dengan pencarian kosong

  • Bab 21: Perubahan itu selalu konstan | Uncommon Sense

    Bagian 4 Storms Bab 21 Perubahan itu selalu konstan Perubahan adalah hal yang konstan — pertanyaannya adalah bagaimana kita merespons. Bab ini membahas cara beradaptasi ketika krisis muncul, baik yang tiba-tiba maupun berkepanjangan. Dengan belajar kapan memanfaatkan gelombang perhatian dan kapan mengambil langkah mundur, Anda akan mengembangkan strategi untuk mencoba, belajar, dan bertindak secara efektif. Dengan menarik metafora alam dan wawasan global, bab ini menawarkan prinsip-prinsip praktis untuk tetap tangguh dan selaras dengan visi Anda. Berselancar di ombak. Ketahui kapan dan bagaimana menyesuaikan tujuan dan rencana Anda di masa-masa yang tidak stabil. Alam merespons perubahan untuk menjaga keseimbangannya sendiri. El Niño dan La Niña mempengaruhi suhu laut, arus, perikanan, dan cuaca. Tetapi pohon membungkuk selama badai dan tanaman melindungi tanah serta berkomunikasi tentang bahaya satu sama lain. “Jangan biarkan kemarin menghabiskan terlalu banyak jatah dari hari ini.” Cherokee Proverb Lonjakan perhatian jangka pendek bisa baik atau buruk, tergantung pada tindakan Anda: Perhatian media terhadap seorang selebriti atau skandal politik dapat mengalihkan perhatian dari pekerjaan Anda. Menghubungkan pesan Anda dengan peristiwa terkini dapat meningkatkan visibilitas, tetapi memerlukan perencanaan yang cermat. Ketika badai melanda, itu dapat mempercepat dan meningkatkan kompleksitas dari sistem yang teratur, kompleks, atau kacau (lihat Bab 2 untuk definisi ini). Tugas seorang ahli strategi pemikiran sistem yang efektif adalah memutuskan dengan efektif kapan harus berselancar di gelombang dan kapan harus menyelam di air untuk menghindari kecelakaan. Untuk dapat mengidentifikasi apakah kita perlu menyerang, melindungi, menghindar, atau beradaptasi, kita perlu dengan cepat menguji asumsi kita, menilai potensi hasil, dan melanjutkan ke pendekatan baru. Secara umum, kami merekomendasikan pendekatan yang sama untuk menangani sistem yang kompleks ketika badai datang: Uji - Pertemuan tim setiap minggu membahas strategi keseluruhan. Menggunakan strategi kampanye yang ada dan grafik badai, uji salah satu strategi yang sesuai dengan badai, seperti yang disarankan dalam Bagian ini. Pelajari - Alokasikan tanggung jawab untuk mengumpulkan data - statistik media / media sosial, umpan balik kualitatif dari lawan atau sekutu dan lainnya. Bertemu setiap hari sebagai tim untuk meninjau hasil dan memutuskan apakah akan menghentikan, melanjutkan, atau meningkatkan aktivitas ini. Bertindak - Hentikan, lanjutkan, atau tingkatkan aktivitas ini. Belajar - Lanjutkan proses ini. “Taruhannya tidak begitu besar, jangka waktunya lebih lama. Toleransi risiko menurun saat orang-orang berusaha kembali ke pengambilan keputusan yang disengaja sementara sumber daya semakin menipis. Reaksi manusia juga berbeda: Krisis mendadak memicu adanya ketakutan dan perhatian terhadap ancaman. Orang-orang jadi bertanya: Apakah kita akan baik-baik saja? Dalam krisis yang berkepanjangan, tantangan yang terus-menerus membuat orang bertanya-tanya sebaliknya: Kenapa repot-repot?” Michaela J. Kerrissey dan Amy C. Edmondson Krisis atau peluang jangka panjang dapat memiliki efek besar tetapi juga tidak besar, yang berarti organisasi perlu menghindari atau beradaptasi: Sebuah tantangan bisa berkembang dengan cepat: seperti bencana PR (badai perkembangan) bisa merusak reputasi LSM (badai eksistensial), atau bencana alam (badai situasional) bisa menghancurkan atau mengganggu operasi organisasi (badai eksistensial) Sebuah keberhasilan bisa membawa suatu ancaman: Kemenangan kampanye dapat mambawa sumbangan besar, yang mengarah pada kebutuhan untuk pengambilan keputusan yang hati-hati tentang langkah selanjutnya. Itu juga bisa membawa adanya kampanye balasan atau gugatan Sebuah badai yang kamu ciptakan bisa berbalik melawanmu: Pesan atau kampanye yang direncanakan dengan buruk dapat berbalik dan lawan dapat menggunakannya sebagai cara untuk mengkritik Anda atau menempatkan organisasi Anda dalam risiko. Sebuah badai teratur bisa menjadi kompleks, atau badai kompleks bisa menjadi kacau. Mengunjungi kembali kerangka kompleksitas sistem dari Bab 2, pertimbangkan strategi terbaik untuk menghadapi cara badai berubah. Dalam situasi yang berkepanjangan seperti ini, sumber daya dan toleransi risiko menurun, dan orang-orang berusaha untuk kembali ke pengambilan keputusan deliberatif harian daripada melanjutkan refleksi dan tinjauan. Perubahan adalah satu-satunya yang konstan. Untuk mempersiapkan perubahan, gunakan langkah-langkah di Bab 19 untuk secara proaktif membangun ketahanan, bukan hanya mencoba mencegah kerugian segera. Dengan cara ini, organisasi dapat tetap pada jalur untuk visi atau Bintang Panduan mereka: Bertindak berdasarkan prinsip kunci: Kontrol Terima apa yang bisa dan tidak bisa kita kendalikan. Lakukan delegasi dan desentralisasi: bangun struktur yang mendukung suara yang beragam untuk berkumpul, bereksperimen, dan berinovasi. Komitmen: Tegaskan kembali visi Anda untuk perubahan. Memberdayakan tim untuk bereksperimen, berinovasi, dan berkolaborasi. Tantangan: Terima ketidakpastian sebagai suatu katalis untuk transformasi dan perbaikan. Hentikan memberi penghargaan pada pemadam kebakaran jangka pendek. Bekerja secara fleksibel dan refleksikan diri secara teratur. Koneksi Penuhi kebutuhan fisik, emosional, sosial, dan informasi tim Anda. Berkolaborasi dengan dan memperkuat Bintang Jatuh yang sejalan (dalam sistem). Tinjau perubahan pada sistem dan kampanye kita: Mengapa (nilai dan struktur sistem), Siapa (Hubungan Kunci, Bintang dekat, Bintang jauh dan Loop dalam), Di mana (Aliran informasi dan navigasi untuk mempengaruhi), Bagaimana (Operasi), Apa (Input dan output) Mempertimbangkan untuk berpindah di antara empat strategi (Bab 18 ) Siapkan dan simulasi lebih dari satu tindakan / skenario di mana Anda dapat menciptakan ketegangan (Bab 19 ) Rencanakan aktivitas di acara orang lain di mana mereka berusaha untuk mendapatkan perhatian (lihat untuk informasi lebih lanjut) Sumber (sumber formal): * https://earthsky.org/earth/plants-panic-when-wet-how-plants-communicate/ ** https://www.linkedin.com/pulse/challenges-leading-todays-sustained-crisis-patrick-flesner-m24ue/ Banyak bacaan lebih lanjut: Mindworks Lab Berbagai tahap krisis https://mindworkslab.org/midwork/thedisruptedmind/the-crisis-timeline/ https://hbr.org/2023/06/memimpin-melalui-krisis-yang-berkelanjutan-membutuhkan-pendekatan-yang-berbeda?ab=hero-main-text ALAT Attention Economics Bertindak berdasarkan prinsip-prinsip utama Kendali: Menerima apa yang bisa dan tidak bisa kita kendalikan. Delegasikan dan desentralisasikan: Bangun struktur yang mendukung suara beragam untuk berkumpul, bereksperimen, dan berinovasi. Komitmen: Tegaskan kembali visi Anda untuk perubahan. Berdayakan tim untuk bereksperimen, berinovasi, dan berkolaborasi. Tantangan: Rangkullah ketidakpastian sebagai katalis pertumbuhan dan transformasi. Hentikan memberi penghargaan pada pemadaman kebakaran jangka pendek. Bekerja secara lincah dan terus merefleksikan untuk pembelajaran berkelanjutan. Koneksi: Identifikasi dan bagikan apa yang Anda dan tim Anda butuhkan, misalnya dukungan fisik, emosional, sosial, instrumental, atau informasional — lalu upayakan untuk memenuhinya. Tinjau perubahan pada sistem dan kampanye kita: Mengapa (nilai dan struktur sistem), Siapa (Hubungan kunci, Bintang dekat, Bintang penuntun, dan Lingkaran dalam), Di mana (Aliran informasi dan navigasi untuk memengaruhi), Bagaimana (Operasi), Apa (Input dan output). Pertimbangkan untuk bergerak di antara empat strategi (Bab 18 ). Simulasikan lebih banyak skenario (Bab 19 ). Bab Sebelumnya Bab Berikutnya

  • Chapter 9: Loops can be unlocked | Uncommon Sense

    Bagian 2 Equilibrium Bab 9 Lingkaran dapat dibuka kuncinya Sistem digerakkan oleh lingkaran yang dapat mendorong kemajuan atau memperkuat stagnasi. Mengidentifikasi lingkaran terdalam dari sebuah sistem —siklus dasar yang menopangnya— adalah kunci untuk membuka perubahan yang bertahan lama. Musim Semi Arab menggambarkan bagaimana lingkaran yang baik, buruk, menstabilkan, dan membuat stagnan dapat membentuk arah seluruh gerakan. Buka dan ganti lingkaran dalam sistem untuk mengubah sistem itu sendiri. Di Bab 6 kita melihat bagaimana hubungan menguasai sistem. Apakah mutualis, komensalis, atau parasit, anggota atau elemen yang berbeda dari setiap hubungan (baik orang maupun benda) dapat memperoleh atau kehilangan dari interaksi mereka. Interaksi ini disebut lingkaran. Dalam Bab ini kita melihat bagaimana hubungan antara lingkaran dan kekuasaan. Setiap sistem memiliki beberapa lingkaran antara beberapa aktor dan elemen, dan di bawah semua itu terdapat lingkaran dalam (atau loop-loop) yang mendasari dan menopangnya, menjaga agar tetap selaras dengan Bintang Penuntunnya. Para pembawa perubahan menghabiskan berjam-jam mencoba untuk menggambar atau menuliskan teori perubahan secara linier untuk menjelaskan mengapa atau bagaimana upaya mereka akan berhasil, ketika seringkali mereka belum mengidentifikasi apa elemen, hubungan, atau lingkaran penting yang perlu diubah. Di sini kami mengusulkan pendekatan yang lebih efektif yang dipimpin oleh sistem: untuk mengidentifikasi lingkaran dalam untuk menjelaskan apa yang perlu diubah pada tingkat tertentu dari sistem. Kemudian Bagian 3 dan 4 dari sumber daya ini akan membantu kita menetapkan bagaimana cara melakukan perubahan tersebut. Ada tiga langkah dalam proses ini: Identifikasi lingkaran di antara hubungan dalam sistem. Untuk memahami bagaimana lingkaran ini bekerja, berguna untuk mempertimbangkan empat jenis lingkaran: Lingkaran kejam membuat segalanya menjadi lebih buruk. Misalnya, kemiskinan mengurangi literasi. Ini meningkatkan pengangguran, yang meningkatkan kemiskinan. lingkaran kebajik membuat segalanya lebih baik. Sebagai contoh, seorang orang tua yang memiliki kepercayaan tinggi pada anaknya memberikan anak tersebut lebih banyak kebebasan. Anak itu ingin ini berlanjut dan karena itu berperilaku baik, mendapatkan lebih banyak kepercayaan. Lingkaran Stabilisator mencegah keadaan menjadi lebih buruk. Sebagai contoh, penggunaan bahan bakar fosil meningkat. Ini mengurangi cadangan yang tersedia, menyebabkan harga naik. Ini mengurangi penggunaan bahan bakar fosil oleh orang-orang. Lingkaran yang stagnan menghalangi segala sesuatunya menjadi lebih baik. Misalnya, perilaku seorang siswa membaik, sehingga harapan guru meningkat. Kemudian, guru memuji siswa lebih sedikit dan perilaku siswa tidak membaik lebih lanjut. Identifikasi tema atau isu utama yang merangkum lingkaran. Ini bisa berkisar dari ruang sipil dan kebebasan berbicara, hingga persetujuan gereja terhadap kebijakan pemerintah. Identifikasi di mana Anda dan bintang jatuh atau sekutu dalam sistem dapat fokus untuk menggeser sistem, serta tujuan dan sasaran Anda. Catatan kaki: ****https://www.nationalgeographic.com/animals/article/stars-milky-way-navigation-dung-beetles KONSEP Lingkaran berbudi KONSEP Lingkaran jahat KONSEP Menstabilkan loop KONSEP Loop yang stagnan CERITA Protes dan Pemberontakan berulang di seluruh Timur Tengah, akhir 2010 Serangkaian protes dan pemberontakan anti-pemerintah yang dikenal di dunia Barat sebagai "Arab Spring" dimulai di Timur Tengah pada akhir tahun2010 dan menyebar ke beberapa negara, termasuk Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, dan Suriah. Secara umum, gerakan di setiap negara bertujuan untuk menantang rezim otoriter, menuntut reformasi demokratis, dan menangani keluhan ekonomi. Pergerakan itu berusaha memanfaatkan media sosial untuk memobilisasi massa dan memperkuat perselisihan. Para pengkampanye di beberapa negara berkomunikasi dan berbagi taktik satu sama lain. Protes dan pemberontakan ini menunjukkan berbagai jenis lingkaran: Lingkaran Kebajikan: Di Tunisia, pembakaran diri Mohamed Bouazizi memicu adanya protes secara luas. Penyebaran informasi yang cepat melalui media sosial menciptakan suatu lingkaran kebajikan: naiknya visibilitas protes membawa dukungan internasional yang lebih besar dan mobilisasi lebih lanjut. Keberhasilan di Tunisia menginspirasi gerakan serupa di negara lain, menciptakan lingkaran umpan balik positif yang mendorong munculnya protes-protes lain. Lingkaran Kejam: Di negara-negara seperti Suriah dan Libya, pemberontakan tersebut berubah dengan cepat menjadi konflik kekerasan. Tanggapan brutal dari rezim penguasa menyebabkan adanya lingkaran kejam: semakin parah penindasan, pihak oposisi semakin radikal. Berbagai bentuk intervensi internasional dan geopolitik, termasuk dukungan dan fasilitasi pejuang asing ke negara-negara, terutama Suriah semakin memperparah keadaan ini. Dinamika ini memperburuk konflik, menyebabkan kekerasan dan ketidakstabilan yang berkepanjangan, serta membuat resolusi damai semakin sulit. Lingkaran Stabilisator: Dalam beberapa kasus, rezim menggunakan lingkaran stabilisator untuk mempertahankan kendali mereka. Misalnya, setelah Presiden Mubarak jatuh di Mesir intervensi militer dilakukan untuk menstabilkan situasi dengan mengusahakan adanya ketertiban umum. Walaupun awalnya berhasil dalam meredakan kerusuhan yang ada, intervensi itu juga mengakibatkan perpanjangan praktik otoriter dan konsolidasi kekuasaan militer yang dianggap banyak orang sebagai kembalinya rezim lama dalam bentuk baru. Lingkaran Stagnan: Protes di beberapa negara tersebut mengakibatkan lingkaran stagnan. Kurangnya tata kelola yang efektif dan dampak dari konflik yang sedang berlangsung serta perang proksi geopolitik yang secara langsung mempengaruhi negara-negara seperti Libya dan Yaman menyebabkan stagnannya kemajuan. Alih-alih mencapai reformasi demokratis, negara-negara ini mengalami ketidakstabilan yang berkepanjangan dan penurunan ekonomi, serta sistem politik yang tetap kacau. Stabilitas mereka saat ini tetap memburuk karena posisi mereka di persimpangan geopolitik konflik antara negara-negara kuat lainnya termasuk AS, Arab Saudi, dan Iran. Protes dan pemberontakan ini membawa hasil berbeda-beda di setiap wilayah. Tunisia berhasil melakukan transisi yang relatif sukses menuju demokrasi dan menunjukkan dampak positif dari lingkaran kebajikan. Sebaliknya, negara-negara seperti Suriah dan Libya terjebak dalam konflik berkepanjangan dan ketidakstabilan akibat lingkaran kejam dan stagnan yang tidak mengubah sistem secara positif. Interaksi kompleks dari lingkaran ini menciptakan stagnasi secara keseluruhan dan menunjukkan bahwa momentum positif di awal dapat tergerus oleh struktur kekuasaan yang terpendam dan faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan gerakan sosial dalam jangka panjang. Di sini digambarkan bagaimana berbagai jenis lingkaran dapat berinteraksi dalam satu gerakan yang lebih luas, membawa pengaruh berbeda untuk setiap aspek dan wilayah, dan membentuk hasil keseluruhan suatu aksi kolektif. ALAT Lingkaran dalam Identifikasi lingkaran dalam hubungan di sistem. Identifikasi tema utama yang merangkum lingkaran tersebut. Misalnya, di sebuah negara yang sangat religius dan kaya hutan yang mengekspor kayu dalam jumlah besar, bisa terjadi pembalakan liar yang mengancam komunitas hutan dan ekosistem. Pemilihan umum mendekat. Pemerintah ingin tetap berkuasa. Jadi, sebuah lingkaran yang mendalam dapat mencakup hubungan antara tema-tema berikut: Keamanan komunitas hutan dalam melakukan pemantauan hutan Tingkat deforestasi legal dan ilegal Kebebasan media untuk mengakses dan berbagi informasi Reputasi pemerintah Investasi internasional di negara tersebut Persetujuan gereja terhadap pemerintah Potensi terpilih kembali bagi pemerintah 3. Identifikasi di mana Anda dan bintang jatuh atau sekutu dalam sistem dapat berfokus untuk menggeser sistem, serta tujuan dan sasaran Anda. Misalnya, di negara yang kaya hutan organisasi Anda atau sekutu Anda mungkin ingin berfokus pada: Membangun hubungan dengan Gereja untuk mendampingi komunitas hutan dalam pemantauan hutan Membangun koneksi dengan berbagai media untuk memastikan akses cepat ke peristiwa penting saat terjadi di hutan, serta mendukung komunitas hutan menjadi juru bicara Mengadvokasi kepada pemerintah lain tentang kebutuhan pemantauan hutan yang independen dan aman di negara Anda Membangun hubungan dengan para pemimpin opini untuk berbicara tentang manfaat menghormati komunitas hutan, serta manfaat melindungi lingkungan mereka Setelah Anda melakukan ini, kami merekomendasikan membandingkan lingkaran mendalam ini dengan narasi yang Anda temukan di seluruh sistem dalam Bab 10. Bagaimana lingkaran mendalam ini menjadi penyebab / diperkuat atau dilemahkan oleh narasi tersebut? Bab Sebelumnya Bab Berikutnya

  • Bab 12: Komunitas adalah arus | Uncommon Sense

    Bagian 3 Navigation Bab 12 Komunitas adalah arus Perubahan nyata terjadi ketika jaringan —bukan hanya individu— mengadopsi dan membagikan keyakinan baru. Komunitas dan kelompok yang terikat erat membentuk identitas, rasa memiliki, dan pengambilan keputusan. Untuk menggeser sebuah sistem, kita harus mengidentifikasi jaringan yang memengaruhi sasaran, memahami risiko dan imbalan sosial mereka, serta menyampaikan pesan melalui anggota yang dipercaya dengan pengulangan. Jaringan yang terikat kuat mempengaruhi perasaan anggotanya. Cerita kami diliput oleh media berita besar mungkin terasa seperti sebuah kemenangan. Tetapi perubahan nyata hanya terjadi jika komunitas, kelompok, dan jaringan audiens kita mengadopsi perubahan ini terlebih dahulu. “Jika pesanmu tidak tersebar, pesan itu tidak akan berfungsi.” Anat Shenker-Osorio Komunitas, kelompok, dan jaringan adalah arus yang membantu orang menemukan rasa memiliki, identitas, dan keamanan. Mereka berbagi informasi dan mengembangkan ide, yang kemudian dapat diadopsi atau dibangun oleh anggota mereka. Untuk mempengaruhi seseorang, mereka tidak harus sepenuhnya setuju dengan kita. Sebaliknya, kita mungkin ingin mereka bereaksi dengan cara yang melemahkan posisi mereka saat ini atau mengganggu kendali mereka. Ketika anggota berpengaruh dari jaringan kami tidak setuju dengan kami, itu dapat membuat kami mempertimbangkan kembali posisi kami. “Faktor-faktor yang menentukan bagaimana orang memilih ikatan jaringan mereka juga merupakan faktor yang menentukan siapa yang mempengaruhi perilaku mereka.” Damon Centola Setiap jaringan selalu berbagi nilai, prioritas, dan pengalaman di antara anggotanya. Untuk mempengaruhi seseorang, kita perlu menjangkau dan mengaktifkan anggota jaringan mereka yang paling dipercaya. Ini juga berlaku untuk komunikasi antara jaringan yang berbeda. “Dibutuhkan seribu suara untuk menceritakan satu kisah.” Nez Perce peribahasa Penduduk Asli Amerika Untuk mempengaruhi sebuah komunitas, kelompok, atau jaringan di sekitar suatu target, kita harus: Ulasan: Identifikasi jaringan yang menjadi bagian dari target, seperti keluarga mereka atau kabinet pemerintah. Risiko dan imbalan: Pilih jaringan dengan ikatan terkuat di antara anggotanya. Pertimbangkan: Ikatan kuat vs ikatan lemah dalam jaringan target (misalnya keluarga vs. kabinet pemerintah) Risiko sosial vs imbalan sosial bagi anggota kelompok yang mengadopsi keyakinan atau perilaku baru Ikatan kuat vs lemah antara jaringan Hubungan: Identifikasi anggota jaringan yang memiliki hubungan terdekat dengan target. Anggota-anggota ini perlu mengadopsi dan menyebarkan keyakinan baru itu. Capai: Pastikan cerita atau pesan Anda disampaikan di tempat-tempat di mana jaringan dan target akan melihatnya. Ketahui kapan dan di mana mereka akan melihatnya. Pengulangan: Ulangi pesan Anda melalui cerita, pesan, dan cara lainnya berkali-kali. Gunakan pengirim pesan tepercaya (lihat Bab 13) untuk membantu menyebarkan pesan. Individu mungkin mengubah pandangan mereka atau membuat keputusan, tetapi mereka mungkin tidak akan berpegang pada keputusan tersebut jika komunitas mereka juga tidak berubah. Ingat untuk menggunakan semua bab di bagian ini untuk membingkai pesan Anda dengan nilai yang tepat, menargetkan orang yang tepat, dan memicu jalan pintas mental yang diperlukan untuk mencapai tujuan Anda. Selengkapnya Lin, Nan: Modal Sosial: Sebuah Teori Struktur Sosial dan Tindakan: https://www.cambridge.org/core/books/social-capital/E1C3BB67419F498E5E41DC44FA16D5C0 CERITA Polisi yang semena-mena, Sudan Perempuan di Sudan menghadapi penindasan yang parah di bawah rezim Presiden Omar al-Bashir, yang memerintah dari 1989 hingga penggulingannya pada 2019. Kebijakan pemerintahnya termasuk undang-undang moral yang membatasi kebebasan wanita dan mengizinkan hukuman fisik. Undang-Undang Ketertiban Umum Negara Khartoum 1996 memiliki dampak gender tertentu, dengan perempuan menjadi sasaran kekerasan berbasis gender dan pembatasan mobilitas - tidak hanya mempengaruhi otonomi tubuh mereka tetapi juga hak-hak sosial ekonomi mereka. Ketika protes di seluruh negeri meletus pada bulan Desember 2018, dipicu oleh keluhan ekonomi dan didorong oleh tuntutan yang lebih luas untuk perubahan politik, rezim merespons dengan tindakan keras yang brutal, termasuk kekerasan dan intimidasi oleh petugas keamanan negara. Masyarakat sipil perlu mengorganisir dan mencegah kekerasan lebih lanjut terhadap para demonstran. Tantangannya adalah bagaimana melakukannya dengan aman. Perempuan adalah katalis perubahan kunci, banyak di antaranya dikenal secara simbolis sebagai “Kandakat” setelah ratu Nubia dan ibu ratu yang bersejarah. Mereka mendorong perubahan di berbagai tingkat - secara publik dan pribadi. Misalnya, sebelum protes, banyak wanita di Sudan telah menggunakan grup Facebook pribadi untuk bersosialisasi dan mendiskusikan kehidupan romantis mereka. tetapi sebagai respons terhadap penindasan, beberapa dari mereka mulai menggunakan platform ini sebagai cara untuk “dox” (mengungkap) para pria yang menyerang para pengunjuk rasa: “Jika Anda seorang wanita di Sudan yang telah memutuskan untuk mengambil tindakan politik, Anda sudah melawan begitu banyak otoritas. Dan setelah Anda membuat keputusan itu, pasukan keamanan tidak akan menakut-nakuti Anda.” Muzan Alnail, seorang insinyur dan pengunjuk rasa Ulasan: Perempuan mulai membagikan, di grup Facebook ini, foto-foto pria yang mereka lihat menyerang para pengunjuk rasa, bertanya di grup apakah yang lain tahu identitas mereka. Risiko dan Imbalan: Hadiah sosial bagi wanita yang terlibat sangat tinggi. Mereka dapat mempertahankan anonimitas saat berpartisipasi dalam aktivisme, dan upaya mereka dapat menghasilkan perubahan nyata dalam perilaku petugas keamanan. Hubungan: Ketika foto-foto petugas dibagikan, anggota grup dengan cepat memberikan informasi rinci, sering kali bersumber dari koneksi pribadi. Ini termasuk nama, alamat, dan riwayat pribadi, secara efektif memanfaatkan hubungan dekat dalam komunitas untuk mengumpulkan informasi. Capai: Pesan-pesan yang mengekspos petugas keamanan disebarkan melalui grup Facebook pribadi, yang dapat diakses melalui Jaringan Pribadi Virtual (Virtual Private Networks, VPN) setelah pemerintah memblokir media sosial. Anonimitas yang diberikan oleh kelompok-kelompok ini membuat sulit bagi rezim untuk melacak para penyelenggara. Pengulangan: Para wanita secara konsisten mengulangi pesan mereka melalui berbagai pos dan diskusi dalam kelompok. Mereka berbagi cerita tentang keberhasilan mereka memaparkan petugas keamanan, mendorong selalu waspada, dan menggunakan anggota yang tepercaya untuk menyebarkan pesan lebih jauh. Pengulangan ini membantu memperkuat gagasan bahwa petugas keamanan tidak tak terkalahkan dan bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi di dalam komunitas mereka sendiri. “Suatu ketika, seorang wanita menanggapi seorang pria yang membagikan foto seorang agen keamanan nasional, dengan mengatakan bahwa dia akan membagikannya dengan kelompoknya. Dalam lima menit, kami mendapatkan informasi tentang dia: nama ibunya, apakah dia sudah menikah atau tidak. Beberapa mantan pacarnya ada di grup dan membicarakan tentangnya. Itu adalah saat ketika segalanya mulai berubah dalam kelompok. Secara tiba-tiba, orang-orang menyadari: ‘Kita bisa menggunakan ini.’” Enas Suliman, guru memberi tahu BuzzFeed News Hasilnya signifikan:: Para petugas keamanan, yang sebelumnya yakin akan anonimitas mereka, mulai takut akan terpapar. Laporan muncul tentang petugas yang menyembunyikan wajah mereka di depan umum, dan beberapa bahkan diusir dari lingkungan mereka setelah diidentifikasi. Momentum yang diciptakan oleh tindakan-tindakan ini berkontribusi pada tekanan keseluruhan terhadap rezim, yang mengarah pada partisipasi luas dalam protes dan kejatuhan akh Bashir pemerintah pada bulan April 2019. Baca lebih lanjut: Ali, N.M. (2019) Kelompok perempuan Sudan di Facebook dan # Ketidakpatuhan_Sipil: Nairat atau Thairat?(Bersinar atau revolusioner?). https://www.cambridge.org/core/journals/african-studies-review/article/abs/sudanese-womens-groups-on-facebook-and-civildisobedience-nairat-or-thairatradiant-or-revolutionary/BC66DCA737353C5C6BB9154279E2A50A Perempuan Sudan di jantung revolusi: https://africanfeminism.com/sudanese-women-at-the-heart-the-revolution/ CERITA Undang-Undang Perlindungan Hak Orang Transgender, Pakistan, 2018 Pada 2018, parlemen Pakistan mengesahkan Undang-Undang (Perlindungan Hak) Orang Transgender, sebuah undang-undang yang inovatif yang memungkinkan individu untuk mengidentifikasi diri sebagai transgender dan memiliki identitas ini diakui dalam dokumen resmi. Hukum juga melarang diskriminasi terhadap orang transgender, yang dikenal sebagai Khawaja Sira di Pakistan, dan menegaskan hak mereka untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam kehidupan demokratis, termasuk untuk memilih dan mengambil bagian dalam jabatan publik. Di bawah undang-undang ini, negara berkewajiban untuk memastikan perlindungan mereka, melalui "Pusat Perlindungan dan Rumah Aman”, serta penjara terpisah atau tempat penahanan lainnya. Komunitas Khawaja Sira menghabiskan bertahun-tahun untuk membangun koalisi luas yang mencakup anggota gerakan feminis, pengacara hak asasi manusia, dan aktivis komunitas lainnya. Mereka dengan hati-hati mempertimbangkan berbagai rute untuk membangun juara dan utusan yang tepercaya di seluruh elemen kunci dari sistem negara dan masyarakat. Ini melibatkan lima langkah untuk melibatkan komunitas: Ulasan: Kampanye mengidentifikasi jaringan kunci dalam dunia sosial dan politik Pakistan yang dapat mempengaruhi pengesahan undang-undang. Ini termasuk: Parlementer Pemimpin rohani Media Kunci Masyarakat umum. Risiko dan Imbalan: Syed Naveed Qamar, seorang anggota parlemen, menjadi pelaku utama yang didukung oleh beberapa senator. Seiring dengan perkembangan kampanye, penghargaan sosial bagi parlemen ini sangat signifikan—mereka dapat dilihat sebagai pembela hak asasi manusia dan kesetaraan. Namun, risiko sosial juga tinggi, terutama di masyarakat konservatif di mana dukungan untuk hak transgender dapat dianggap kontroversial. Hubungan: Kampanye membutuhkan waktu untuk membangun hubungan di awal proses, seperti dengan pemimpin rohani. Meskipun ada beberapa pemimpin agama yang menentang ide tersebut, Dewan Ideologi Islam, sebuah badan konstitusi yang memberikan saran kepada parlemen tentang undang-undang, memberikan dukungan mereka, terutama dalam hal hubungannya dengan penegakan hak-hak yang diatur dalam Hukum Syariah. Capai: Para aktivis fokus untuk memicu dialog di media tentang pengalaman hidup komunitas Khawaja Sira dan berbagai bentuk diskriminasi yang mereka hadapi. Dialog-dialog ini menarik perhatian pada signifikansi sejarah dan budaya mereka di wilayah tersebut; serta kebutuhan mendesak untuk memutus stigma, diskriminasi, dan kekerasan terhadap mereka serta menegakkan hak-hak dasar mereka. Pengulangan: Dengan membangun aliansi dengan gerakan feminis, anggota parlemen, dan pemimpin agama yang berbicara sendiri, kampanye ini dapat memanfaatkan sentimen publik umum, yang telah terbukti dalam penelitian, bahwa orang transgender tidak seharusnya menjadi korban kekerasan dan diskriminasi semacam itu. Apa yang terjadi selanjutnya Khawaja Sira ikut merancang RUU, yang sekarang telah disahkan Pakistan sebagai Undang-Undang Meskipun akan memerlukan waktu untuk mengevaluasi dampak undang-undang tersebut terhadap hak-hak komunitas Khawaja Sira di seluruh Pakistan, pasti ada peningkatan visibilitas kepemimpinan mereka dalam politik dan institusi sejak saat itu. Dalam pemilihan umum 2024, 3.000 pemilih transgender terdaftar dalam daftar pemilih dan ada tiga wanita transgender yang ikut secara independen sebagai calon. Namun, penelitian menunjukkan bahwa mengatasi marginalisasi yang luas dan kekerasan terhadap mereka adalah tantangan jangka panjang yang jauh lebih besar. Selanjutnya, dalam 2023, Mahkamah Syariah Federal Pakistan menyatakan bahwa elemen-elemen dari Undang-Undang Orang Transgender tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, dan sekarang ini menjadi subjek perdebatan publik, di mana pembelaan oleh anggota berbagai komunitas, termasuk pemimpin politik, akar rumput, pemimpin agama, dan media sangat penting.*** Catatan kaki: *https://www.undp.org/pakistan/publications/journey-mapping-transgender-political-candidates **https://www.thedailystar.net/opinion/geopolitical-insights/news/pakistan-elections-2024-widespread-exclusion-the-trans-community-3538386 *** https://tribune.com.pk/story/2378007/law-minister-defends-transgender-act ; https://www.theguardian.com/world/2022/nov/20/pakistan-trans-community-steps-out-of-shadows ALAT Matriks jaringan Plot: Identifikasi dan petakan hubungan kunci, komunitas, dan para penyampai pesan yang paling berpengaruh (mis., media berita) pada matriks. Perluas: Uraikan hubungan dan kelompok ini hingga ke individu yang paling berpengaruh dan petakan mereka pada matriks. Temukan kesenjangan: Identifikasi di mana terdapat kesenjangan dalam transfer informasi ke jaringan kunci. Isi kesenjangan: Temukan aktor/penyampai pesan saat ini atau yang sedang muncul dari latihan sebelumnya yang dapat membantu. Pertimbangkan bagaimana Anda dapat menghubungkan atau membantu aktor/komunitas kunci untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan menyalurkan pesan. Uji realitas Tinjau narasi yang berlaku dan potensi kontra-narasi. Pahami nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh target, bagaimana mereka mengambil keputusan, dan siapa yang memengaruhi mereka. Rencanakan pendekatan Anda untuk menjangkau mereka dan kembangkan pitch singkat (elevator pitch) untuk setiap langkahnya (penyampai pesan/anggota jaringan/target). ALAT Jaringan & Riak Petakan di bagan samudra jaringan yang telah Anda identifikasi. Mulailah jaringan dari tingkat terdalam tempat mereka memengaruhi informasi (narasi mendalam / narasi / cerita / interaksi / pesan). Di mana Anda akan memprioritaskan upaya Anda, kapan, dan bagaimana? Bab Sebelumnya Bab Berikutnya

  • Bab 16: Emosi adalah oksigen | Uncommon Sense

    Bagian 3 Navigation Bab 16 Emosi adalah oksigen Dalam lanskap media yang bergerak cepat saat ini, pesan yang ringkas dan emosional sangat penting. Narasi tandingan yang efektif bergantung pada kecepatan, kejelasan, dan keaslian, menjangkau audiens melalui suara yang dipercaya pada waktu yang tepat. Pesan yang singkat, jelas, dan emosional dapat menyebar dengan cepat dan menginspirasi tindakan. Siklus berita bergerak lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Algoritma dan Kecerdasan Buatan telah berkembang begitu pesat sehingga data dapat dikumpulkan, digunakan kembali, dan dibagikan secara instan. Ini membawa beban berlebihan bagi individu dan membunuh media tradisional di berbagai negara. “Dalam banyak hal, internet lebih berfungsi sebagai jalan raya afirmasi, cara untuk menegaskan keyakinan dan identitas politik.” An Xiao Mina Namun emosi manusia memberi kita harapan untuk narasi tandingan kita. Sistem tidak mati; sistem selalu berevolusi. Kisah yang berpusat pada manusia bersifat nyata, mudah diingat, dan menarik. Jurnalisme warga dan LSM yang berfokus pada media di negara-negara dari Brasil hingga Indonesia telah mengisi kekosongan. Kecerdasan Buatan yang didasarkan pada nilai-nilai, jalan pintas mental, dan bias para programmer yang berbasis di San Francisco tidak dapat menceritakan kisah yang dapat beresonansi dengan seluruh umat manusia. Kuncinya adalah Komunikasi strategis Orang Aborigin Australia menggunakan lagu untuk mengajarkan jalan-jalan di daerah pedalaman kepada para pemuda. Kita perlu menggunakan satu narasi kontra di jalur yang tepat kepada orang yang tepat pada waktu yang tepat. Ini adalah oksigen yang kita butuhkan supaya narasi tandingan kita dapat berjalan. Pesan-pesan dan narasi kontra ini juga dapat disampaikan secara bawah sadar. Flip the script adalah kampanye yang berhasil membuat produser Hollywood menjadikan penggunaan botol normal dan bukan botol plastik, dan ini dilakukan untuk mendorong perubahan perilaku agar beralih dari pemakaian plastik. “Politik adalah di mana beberapa orang berada dalam waktu tertentu. Budaya adalah tempat di mana sebagian besar orang sering berada.” The Culture Group, Making Waves (Grup Budaya, Membuat Gelombang) Ada tiga cara kunci untuk memanfaatkan setiap momen. Waktu: Cari tahu jenis krisis atau peluang. Apakah Anda perlu menanggapi cerita? Selalu cepat dan yang pertama merespons. Gunakan strategi yang telah Anda siapkan dan latih sebelumnya. Pesan: Sesuaikan kerangka nilai dengan audiens setiap jalur media. Upayakan supaya siaran pers Anda singkat, mendesak, dengan satu pesan yang jelas dan mudah diingat. Ceritakan kisahmu untuk menyampaikan narasi tandinganmu. Tunjukkan yang Anda dukung dan yang Anda tolak, apa yang didukung oleh lawan Anda, misalnya. "Ini rasis." Ruang: Latih dahulu juru bicara dari komunitas yang terdampak sebagai suara yang otentik. Pusatkan suara-suara otentik ini dalam seluruh narasi tandingan Anda, cerita, pesan, dan kutip mereka dalam siaran media Anda. Ajukan juru bicara baru ke media yang lebih mendukung. Pertahankan momentum dengan melibatkan komunitas dalam aksi online dan lain-lain. Pesan yang kuat perlu diingat, dan bukan hanya sekadar slogan. Sesuaikan cara penyampaian dengan audiens, dan latihlah untuk momen-momen tertentu. Kami merekomendasikan untuk membuat: Pitch elevator - sebuah 3-kalimat ringkas untuk menarik perhatian seseorang dalam pertemuan singkat. Isinya harus menunjukkan kepada audiens bagaimana mereka dapat membantu membuat perubahan. Ide yang berkesan - sebuah metafora, simbol, tagar, atau slogan yang mudah dikenali dan mengingatkan orang pada tujuan dan sasaran kampanye Anda. Jika pesannya sangat berkesan, akan bisa menjadi meme dan menyebar jauh dan luas di media dan di masyarakat. Source: *Terima kasih kepada Aliya Ahmad dan Neha Madhok serta sorotan wawancara mereka di https://commonslibrary.org/fast-and-first-shifting-narratives-through-rapid-response-media-campaigning/#Tips Struktur pesan yang sukses: NEON On attention economy definition: https://acroll.substack.com/p/what-comes-after-the-attention-economy#:~:text=Economies%20are%20driven%20by%20what,live%20in%20an%20attention%20economy . SUMBER: Terima kasih kepada https://commonslibrary.org/fast-and-first-shifting-narratives-through-rapid-response-media-campaigning/#Tips CERITA Menyoroti respons kesehatan masyarakat yang rasis, Australia Pada awal wabah Covid-19 Delta, beberapa orang di Sydney barat daya dinyatakan positif. Pemerintah daerah New South Wales di Australia meningkatkan penegakan hukum dan menyalahkan komunitas lokal karena tidak mengikuti perintah kesehatan masyarakat. Sebagian besar komunitas ini beragam secara rasial dan budaya, serta merupakan kelas pekerja, sehingga respons pemerintah justru mendukung adanya stereotip rasis dan pembedaan kelas. Para pengkampanye yang bekerja di bidang keadilan sosial, ekonomi, dan rasial berusaha untuk dengan cepat menghentikan dan mengubah narasi menyalahkan komunitas yang terkena dampak menjadi narasi menyoroti respons yang tidak adil dan rasis oleh pemerintah daerah. Upaya mereka difokuskan pada: Ketepatan Waktu: Tanggapan Segera: Mereka dengan cepat tanggapi liputan media negatif awal, hal ini didukung dengan kerangka pesan yang strategis dan responsif yang dikembangkan jika diperlukan. Siaran Pers: Dengan cepat mengirimkan pesan media yang jelas dalam waktu 30-45 menit setelah berita muncul. Ruang: Keterlibatan Komunitas: Bekerja di dalam komunitas yang terkena dampak untuk mencari tahu perspektif mereka. Platform Media: Memanfaatkan berbagai platform media, termasuk radio komunitas dan media sosial, untuk menyebarkan pesan. Pesan: Jelas dan Emotif: Mengubah kerangka dari "kegiatan polisi di daerah bermasalah" menjadi "penindasan Covid yang rasis." Sebagai contoh: Pemerintah daerah mempengaruhi berita-berita yang muncul di awal, misalnya judul berita: “Penjagaan polisi diperkuat di daerah-daerah bermasalah di Sydney sebagai upaya terakhir untuk menghentikan penyebaran Covid Delta. Inti pesan ini menyalahkan komunitas sebagai penyebab wabah. Para pemimpin komunitas dan aktivis dengan cepat mengorganisir dan menghubungi media, sehingga muncul judul berita: Penggerebekan Covid di barat daya Sydney disebut rasis di tengah adanya operasi polisi besar-besaran. Inti pesan ini menyoroti masyarakat yang disasar secara tidak adil dan rasis. Konflik: Menggunakan retorika yang kuat untuk menarik perhatian media, dan melabeli respons tersebut sebagai rasis. Suara Komunitas: Memastikan ada juru bicara dari komunitas yang terdampak yang angkat bicara untuk menambah legitimasi. Para pengkampanye berhasil meningkatkan kesadaran, mengubah narasi, dan opini masyarakat setempat. Debat publik berubah dari menyalahkan komunitas menjadi mengkritik tindakan keras yang rasis. Semakin banyak orang yang memahami dan mendukung situasi komunitas yang terdampak. Dengan menggunakan waktu secara efektif, melibatkan ruang yang tepat, dan merancang pesan yang singkat dan emosional, narasi dengan cepat diubah untuk menginspirasi tindakan dan dukungan bagi komunitas yang terdampak. Baca lebih lanjut: https://commonslibrary.org/fast-and-first-shifting-narratives-through-rapid-response-media-campaigning/#Tips CERITA Kampanye Celana Dalam untuk Perdamaian, Myanmar Di 2007, setelah adanya tindakan keras terhadap protes demokratis di Myanmar, protes publik menjadi tidak mungkin dilakukan. Meskipun demikian, perbedaan pendapat terus berlanjut melalui tindakan kreatif dan berisiko rendah. Gerakan ini- sekarang dikenal sebagai kampanye 'Celana Dalam untuk Perdamaian' atau Revolusi Sarung - di mana wanita membalikkan norma gender yang merugikan terhadap tubuh mereka, menggunakan tubuh mereka sebagai alat protes dan revolusi. Para aktivis perempuan bergerak melawan kontrol militer negara dengan cara yang imajinatif dan transgresif, menggunakan artefak berbasis jenis kelamin, yaitu pakaian dalam mereka. Kampanye yang direncanakan oleh kelompok aktivis Burma di Thailand meminta wanita untuk mengirimkan pakaian dalam mereka kepada para jenderal di Junta militer Myanmar melalui kedutaan internasional dan menerbangkan htamein (rok wanita) mereka ke sana sebelum 2008 referendum. Ini adalah cara untuk mengejek militer dan aturan serta takhayul gendernya - khususnya pemikiran bahwa setiap kontak dengan pakaian dalam wanita akan menguras kekuatan mereka. Para pengkampanye menemukan cara untuk memprotes junta militer Myanmar dengan lebih aman, mudah disebarkan, dan menginspirasi tindakan meskipun ada bahaya jika berkumpul di tempat umum: Waktu Tindakan yang Sesuaidan Tepat Waktu: Protes tersebut memanfaatkan takhayul para jenderal dengan meminta para pendukung untuk segera mengirimkan celana dalam guna mempertahankan momentum dan memanfaatkan kepercayaan budaya mereka bahwa pakaian dalam wanita dapat menguras kekuatan mereka. Ruang Protes yang menyebar: Tindakan tersebut memungkinkan individu untuk berpartisipasi dari rumah mereka sendiri dengan mengirimkan celana dalam, sehingga memungkinkan untuk memprotes tanpa berkumpul di tempat umum yang benar-benar dikontrol ketat. Pesan Pesan yang Jelas dan Emotif: Pesan protes itu sederhana dan provokatif: Kirim celana dalam kepada para jenderal. Ini menggunakan humor dan tabu budaya untuk mengejek para pemimpin militer dan menyoroti ketakutan mereka, sehingga mudah dipahami dan disebarkan. Menyebarkan Pesan: Memanfaatkan Humor: Tindakan tersebut menggunakan humor untuk mengejek para jenderal, merusak citra kekuasaan mereka dan memudahkan orang-orang untuk bergabung dan mendukung tujuan tersebut. Memanfaatkan Simbol: Menggunakan pakaian dalam wanita sebagai simbol membuat protes tersebut mencolok secara visual dan mudah diingat, membantu pesan tersebut menyebar dengan cepat baik secara lokal maupun internasional. Kegiatan ini berhasil menginspirasi adanya partisipasi secara luas. Banyak orang, baik di dalam Myanmar maupun secara global, berpartisipasi dengan mengirimkan celana dalam, membuat protes itu menjadi efektif namun tetap menangani risiko terhadap keselamatan dengan menjaga anonimitas mereka. Penggunaan humor dan takhayul melemahkan kekuasaan junta di ranah publik, menunjukkan bahwa mereka bisa diejek dan dihina. Hal ini menginspirasi orang lain dengan menunjukkan bahwabahkan di bawah penindasan yang parah kita masih bisa melakukan perlawanan. Baca lebih lanjut: This Bra Protects Me Better Than The Military: Bodies and Protests in the Myanmar Spring Revolution, Mra, Khin Khin and Hedström, Jenny: https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/00472336.2024.2344117#abstract ALAT Ide dan Metafora Riak Tuliskan di kertas Post-It dan tempelkan di dinding, maksimal 2-3 kalimat untuk setiap riak narasi yang menyebar di air. Gunakan Post-It terpisah untuk pemangku kepentingan, jaringan, pembawa pesan yang berbeda. Bagaimana narasi Anda menyebar? Apakah semuanya terhubung? Ide atau metafora Pertimbangkan narasi dominan, dan narasi tandingan beserta pesannya. Bisakah Anda memikirkan sebuah ide, metafora, simbol, atau slogan yang menyentuh nilai-nilai dari narasi tandingan Anda dan tuntutan Anda? Bab Sebelumnya Bab Berikutnya

  • Kesimpulan | Uncommon Sense

    Browse Chapters Close Home Contributors Content Filter Search Results Introduction Section 1: System Chapter 1: We live in systems Chapter 2: The simplicity of complexity Chapter 3: Levels are levers Chapter 4: Autonomy is myth Section 2: Equilibrium Chapter 5: Systems Do Not Die Chapter 6: Relationships Are Power Chapter 7: Solidarity is a verb Chapter 8: Force begets resistance Chapter 9: Loops can be unlocked Section 3: Navigation Chapter 10: Narrative is water Chapter 11: Needs are motives Chapter 12: Communities are currents Chapter 13: The messenger is the message Chapter 14: Values are bedrock Chapter 15: Decisions are learned Chapter 16: Emotion is oxygen Section 4: Storms Chapter 17: Storms are stories Chapter 18: Flexibility is perseverance Chapter 19: Foresight is 20:20 Chapter 20: Wrestling with trolls Chapter 21: Change is constant Section 5: Energy Chapter 22: Reflection is action Chapter 23: Truth is human shaped Chapter 24: Seeds are fruit Chapter 25: Endings are beginnings Conclusion Kesimpulan Manusia selama 100 tahun terakhir telah: Menciptakan seni, musik, dan budaya yang indah. Mencapai bulan dan terobosan baru dalam ilmu pengetahuan Memiliki dampak yang lebih merusak pada sisa planet ini daripada makhluk hidup lainnya dalam sejarah - dalam memicu kepunahan spesies hanya dikalahkan oleh peristiwa kataklisma seperti meteor yang menyebabkan kepunahan dinosaurus. Sampai manusia menyadari bahwa kita semua adalah bagian yang saling terhubung dari alam, bahwa kita perlu menghormati hubungan yang mengikat kita, dan bahwa cara kita berkomunikasi adalah apa yang benar-benar dapat mengubah perubahan, anak-anak kita tidak akan hidup di tempat yang aman, bersemangat, dan hidup yang dianggap remeh oleh generasi nenek moyang kita. Akal sehat biasa di sini adalah bahwa ini adalah manusia melawan alam. Akal sehat yang tidak biasa adalah bahwa kita adalah alam. Kita perlu akal sehat yang baru. “Tindakan adalah penawar untuk yang putus asa.” Joan Baez Ada biji-bijian yang tumbuh: Ekonomi agroekologi seperti Papua Barat Gerakan global yang dipimpin oleh masyarakat adat Persepsi hutan hujan Amazon sebagai harta karun lebih dari sekadar komoditas; Meningkatnya minat dalam model ekonomi baru pasca-pertumbuhan, pemikiran Pribumi dan kompleksitas Para pengkampanye memprioritaskan kekuatan gerakan dan keadilan sosial di samping tujuan reguler. Negara-negara yang memberikan kewarganegaraan dan hak kepada sungai Yayasan amal yang memberikan uang mereka kepada masyarakat sipil tanpa syarat Masyarakat penjajah mulai terlibat dengan warisan berdarah mereka “Setuatu yang tampaknya hampir mustahil untuk dinantikan, tampaknya hampir wajar terjadi jika dilihat ke belakang.” Frances R. Westley, Getting to Maybe: Bagaimana Dunia Berubah Tapi itu tidak cukup. Pendekatan iteratif dari sebagian besar perusahaan Environmental and Social Governance (ESG) tidak cukup untuk memicu perubahan sistem. Polarisasi politik, disinformasi, deep-fake, dan ruang gema media sosial lebih dominan dan tersebar luas daripada sebelumnya, meningkatkan penyebaran teori konspirasi. Kita perlu lompatan, bukan langkah maju. Pemerintah dan ekonomi yang menghargai timbal balik lebih dari pertumbuhan, yang memberikan dan menegakkan hak kolektif atas tanah dan sumber daya alam bersama dengan keadilan lingkungan yang interseksional. Dan pemahaman bahwa bersama-sama, setiap dari kita memiliki kekuatan untuk membuat pemerintah dan perusahaan bertanggung jawab, melakukan perubahan jangka pendek untuk melindungi planet yang kita cintai dan yang merupakan bagian dari. “Setiap momen adalah kesempatan untuk mengorganisir, setiap orang adalah calon aktivis, setiap menit adalah kesempatan untuk mengubah dunia.” Dolores Huerta Setiap dari kita dapat berjuang untuk perubahan. Mari kita mulai revolusi dengan akal yang tidak biasa. Kami berharap buku ini membantu Anda mengambil langkah maju dalam pekerjaan apa pun yang Anda lakukan. Kami mengundang Anda untuk menggunakan apa yang Anda suka, mengabaikan apa yang tidak Anda suka, dan membagikan pandangan Anda tentang apa yang bisa ditambahkan atau diperbaiki. Kami ingin memicu percakapan dalam berbagai bahasa dan budaya tentang bagaimana kita dapat berkontribusi untuk membuat dunia sedikit lebih baik. Mari kita buat masa depan yang lebih kolektif dan berkelanjutan menjadi tak terhindarkan. Bab sebelumnya Pilih Jalanmu

  • Bagian 4: Storms | Uncommon Sense

    Bagian 4 Storms Tujuan Siapkan cara untuk fleksibel, agar siap ketika krisis atau peluang muncul. Cara gunakan bagian ini Baca panduan ini sebelum Anda menetapkan lini waktu aktivitas atau merencanakan risiko. Kita belajar bahwa kita hidup dalam sistem, bahwa kita perlu mengubah keseimbangan sistem untuk bisa menggesernya, dan bahwa kita perlu menavigasi narasi, kebutuhan, komunitas, pengirim pesan, dan nilai-nilai untuk mengaktifkan orang-orang. Tetapi perubahan tidaklah terjadi dalam kekosongan. Krisis dan peluang datang dan pergi seperti badai di dunia ini - dan kita bisa persiapkan diri untuk menghadapinya. Orang Aborigin Australia dan masyarakat Pulau Selat Torres mengikuti siklus musiman mereka sendiri, yang berbeda dari sistem empat musim di dunia Barat. Mereka mengamati tanda-tanda alam untuk memprediksi perubahan cuaca* dan merencanakan aktivitas seperti rotasi tanaman atau pengumpulan sumber daya sesuai keadaan alam. Persiapan untuk Setiap Badai Badai dapat mempengaruhi setiap tingkat sistem. Badai datang dalam tiga jenis: perkembangan (tantangan atau peluang identitas), situasional (tantangan atau peluang operasional) dan eksistensial (tantangan atau peluang bertahan hidup atau evolusi). Badai juga memiliki awal, tengah, dan akhir seperti cerita lainnya. Di sini kami menggunakan diagram badai untuk membantu merencanakan atau membuat sesuatu untuk mempengaruhi kampanye dan sistem Anda. Menafsirkan badai Jika kita melihat badai mendekat, kita akan merasakan perubahan tekanan udara. Demikian pula, suatu peristiwa dapat dimulai secara positif atau negatif dan berubah secara tak terduga. Kita tidak boleh meremehkan badai atau kemampuan kita untuk menghadapinya. Di Bab 16 kita berada di mata badai, mampu mendiagnosis setiap jenis krisis atau peluang di bawah salah satu dari tiga jenis. Tanda-tanda dari Alam Alam menawarkan tanda dari badai atau musim yang akan datang. Lumba-lumba memperhatikan perubahan salinitas air, burung mendeteksi pergeseran tekanan udara, dan masyarakat Aborigin mengamati kedatangan serangga. Di sini dijelaskan apa yang harus diperhatikan. Pencegahan melalui Simulasi Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Simulasi akan membantu mencegah krisis dengan cara mempersiapkan kita untuk beradaptasi dalam situasi nyata. Menguji respons akan memampukan mengubah situasi menjadi mengungkan bagi kita dan membentuk kembali sistem tersebut. Bekerja bersama Badai Ketika badai datang, lebih baik bekerja sama dengan badai daripada melawannya secara langsung. Hewan menggunakan empat strategi: menghindar, beradaptasi, berlindung, atau menyerang. Mereka berkomunikasi dan mengatur diri dengan efektif. Di sini ditunjukkan cara menerapkan strategi ini dalam berbagai situasi. Menghadapi tantangan yang berkelanjutan Selama musim monsun atau badai berkepanjangan, kita mungkin perlu menyesuaikan tujuan atau strategi kita untuk mempengaruhi pemangku kepentingan secara efektif. Bagian ini membimbing Anda dalam mengelola krisis yang berkelanjutan, perubahan sistem, atau tantangan yang sedang berlangsung. Sumber: *https://australiancurriculum.edu.au/TeacherBackgroundInfo?id=56843 **https://en.wikipedia.org/wiki/Indigenous_Australian_seasons Ringkasan bagian Bab Sebelumnya Bab Berikutnya

  • Bagian 5: Energy | Uncommon Sense

    Bagian 5 Energy Tujuan Berkumpul dengan orang lain untuk membahas apa yang telah berubah dan apa yang perlu terjadi selanjutnya. Cara gunakan bagian ini Baca panduan ini sebelum Anda mengevaluasi kampanye Anda. Apakah Anda telah mencapai tonggak besar atau menghadapi kemunduran, refleksi dan evaluasi ulang sangat penting dalam perjalanan komunikasi strategis berbasis sistem. Sebuah tonggak dapat menjadi akhir, awal yang baru, perubahan arah, atau hanya jeda. Selama ribuan tahun, manusia telah berkumpul di sekitar api untuk merayakan tonggak sejarah, berbagi cerita, dan untuk terhubung. Api mengubah energi yang kita masukkan ke dalam hidup dan kerja, menjadi cerita dan perubahan. Namun, seperti semua sumber daya alam lainnya, energi ini ada batasnya. Cara menggunakan energi itu sangat penting untuk memahami apa yang berhasil dan apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Di bagian ini, kami menggunakan diagram api sebagai alat untuk membimbing kami dalam cara kami menggunakan energi kami, melalui evaluasi, refleksi, kematian, dan pembaruan. Silakan baca bagian ini dan alat yang disediakan secara kronologis, sehingga Anda mempertimbangkan dalam urutan yang benar pertanyaan besar tentang langkah-langkah Anda selanjutnya. Ini termasuk: Apa?” dari refleksi Seperti menjaga api supaya tetap hidup, kita perlu mengawasi usaha kita dari semua sudut, tidak hanya fokus pada satu bagian. Ini berarti membangun refleksi yang teratur dan jujur ke dalam pekerjaan kita. Refleksi adalah sebuah tindakan dan sama pentingnya dengan keputusan apapun yang kita buat. Apa artinya?” dari refleksi Ketika sekelompok orang menonton api bersama, lebih mudah untuk mengetahui di mana dan kapan menambahkan kayu serta jenis kayu apa yang harus ditambahkan. Setiap pendapat itu penting karena setiap orang melihat dan mempercayai kebenaran yang berbeda. Usaha kolektif ini risiko dan pemahaman membantu kita melihat apa yang berhasil. “Apa sekarang?” dari refleksi Kita juga perlu berpikir ke depan dan memutuskan seberapa lama kita ingin api menyala, yang memberi tahu kita seberapa banyak dan jenis kayu apa yang harus ditambahkan dan kapan menambahkannya. Apa yang perlu kita lakukan hari ini untuk memberi manfaat generasi masa depan? Membakar kayu melepaskan energi yang tersimpan, sama seperti usaha kita melepaskan energi ke dunia. Akhir adalah sealamiah awal. Kita harus menerimanya sebagai bagian dari siklus kehidupan. Penting untuk bertanya apakah masih kita yang tepat untuk melanjutkan pekerjaan. Kita harus siap menghadapi kebenaran yang sulit. Ini adalah "Apa, saya?" dari refleksi.*** Footnote Sources: *Pedagogy of the Oppressed ***Adapted from Four Quadrant Partners work on Emergent Learning Tables Ringkasan bagian Bab Sebelumnya Bab Berikutnya

  • Bagian 3: Navigation | Uncommon Sense

    Bagian 3 Navigation Tujuan Pelajari cara menavigasi narasi, menjangkau dan mengaktifkan orang-orang dalam sistem. Cara gunakan bagian ini Baca bagian ini sebelum Anda memilih strategi. Polinesia menyeberangi lautan dengan menggunakan posisi relatif matahari, bulan, bintang, dan gelombang, dan bukan hanya mengandalkan kekuatan atau kemauan. Demikian pula, untuk mengubah suatu sistem kita perlu memahami bagaimana menjangkau dan mengaktifkan orang, bukan hanya bergantung pada taktik yang sama. Oleh karena itu, rencanakan pendekatan komunikasi Anda sebelum memutuskan taktik. Bagian ini menggunakan chart air untuk membantu merencanakan cara mempengaruhi orang lain. Bab-babnya adalah: Narasi adalah air: Untuk mengaktifkan pemangku kepentingan, pahami alur narasi dalam sistem, di mana kontra-narasi berada, dan bagaimana cara menggunakannya. Kebutuhan merupakan suatu motif penggerak: Setiap makhluk di atas air memiliki alasan arah hidupnya. Caritahu kebutuhan dan motivasi setiap pemangku kepentingan untuk merencanakan cara mengalihkan sistem. Jaringan adalah arus: Komunitas dan kelompok adalah arus yang membantu orang terhubung dan merasa memiliki. Jaringan yang kuat bergerak ke arah baru akan membawa anggotanya lebih jauh. Nilai adalah fondasi: Nilai yang kami anut membentuk sudut pandang kita atas dunia dan ini jarang berubah kecuali jika mengalami peristiwa yang mengubah hidup atau saat tahap hidup kita berubah. Untuk mengaktifkan seseorang, sesuaikan pesan Anda agar selaras dengan nilai-nilai mereka. Pembawa pesan adalah pesan itu sendiri: Gelombang adalah arus yang berulang di lautan. Dalam sebuah sistem, gelombang adalah media atau orang yang paling sering kita dengarkan. Sebuah gelombang yang secara konsisten menyampaikan pesan yang selaras dengan nilai-nilai seseorang kemungkinan besar akan didengar. Keputusan adalah sesuatu yang dipelajari: Manusia mempelajari jalan pintas dan bias yang membantu mereka membuat keputusan. Sesuaikan pesan Anda untuk memicu jalan pintas dan bias tertentu. Emosi adalah oksigen: Emosi manusia sangat penting untuk pengambilan keputusan. Setiap kontra-narasi membutuhkan ide atau metafora yang kuat untuk mengaktifkan orang lain. Ringkasan bagian Bab Sebelumnya Bab Berikutnya

  • Bagian 2: Equilibrium | Uncommon Sense

    Bagian 2 Equilibrium Tujuan Pelajari cara menentukan sasaran secara efektif dan cara mengubah hubungan untuk mengubah suatu sistem. Cara gunakan bagian ini Baca bagian ini sebelum menganalisis pemangku kepentingan atau menetapkan tujuan atau sasaran. Kita memahami posisi saat ini dan sistem yang kita jalani. Lalu, ke mana arah kita berjalan sekarang? Selama ribuan tahun, manusia menggunakan bintang di langit memahami tempat mereka di dunia dan menavigasi dari satu tempat ke tempat lain. Bintang memberikan makna, pemahaman, dan ekuilibrium. Kami juga menggunakan peta bintang untuk memetakan hubungan yang memberi kekuatan pada sistem dan cara mempertimbangkannya dalam menetapkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Sistem tidak akan mati: Sebuah Bintang Penuntun (Guiding Star) dan Bintang Dekat (Near Star) berfungsi seperti tujuan dan sasaran suatu sistem, yaitu sebagai kompasnya. Suatu sistem boleh tidak melihat Bintang Dekatnya untuk sementara waktu, tetapi ketika suatu sistem tidak dapat melihat Bintang Panduannya, ia bisa kehilangan keseimbangannya dan jatuh. Hubungan adalah sumber kekuatan: Kita mendengar lebih banyak cerita tentang rasi bintang dibandingkan masing- masing bintang karena kekuatan dan makna terletak pada hubungan, bukan individu. Dalam Bab ini, kita belajar cara mencari tahu dan berfokus pada hubungan yang paling berpengaruh dalam suatu sistem melalui Konstelasi Hubungan. Solidaritas adalah sebuah kata kerja: Ada nya berkata bahwa sejarah ditulis oleh para pemenang. Pihak yang menang bersifat proaktif, kolaboratif, dan penuh tekad. Di sini, kita belajar cara menggunakan kekuatan kita sendiri untuk mengejar keadilan, terutama bagi terpinggirkan dan diperparah oleh penindasan yang berlapis-lapis dan tumpang tindih sekaligus. Kekuatan mampu melahirkan perlawanan: Mudah untuk mengabaikan orang-orang dan kelompok-kelompok yang muncul dalam suatu sistem yang dapat membantu kita mewujudkan perubahan. Bintang jatuh bisa saja merusak di luar angkasa tetapi merupakan tanda keberuntungan dalam beberapa budaya. Menggunakan bintang jatuh dengan bekerjasama dalam seluruh gerakannya dapat secara signifikan membantu mengubah sistem. Lingkaran dapat dibuka: Lingkaran bintang dan planet menjadi sumber tenaga hubungan di antara mereka. Dalam lingkaran tersebut ada satu lingkaran dalam yang menggerakkan seluruh sistem. Kita hanya dapat mengubah sebuah sistem dengan cara bekerjasama untuk mengubah lingkaran dalam ini. Ringkasan bagian Bab Sebelumnya Bab Berikutnya

  • Kontributor | Uncommon Sense

    Browse Chapters Close Home Contributors Content Filter Search Results Introduction Section 1: System Chapter 1: We live in systems Chapter 2: The simplicity of complexity Chapter 3: Levels are levers Chapter 4: Autonomy is myth Section 2: Equilibrium Chapter 5: Systems Do Not Die Chapter 6: Relationships Are Power Chapter 7: Solidarity is a verb Chapter 8: Force begets resistance Chapter 9: Loops can be unlocked Section 3: Navigation Chapter 10: Narrative is water Chapter 11: Needs are motives Chapter 12: Communities are currents Chapter 13: The messenger is the message Chapter 14: Values are bedrock Chapter 15: Decisions are learned Chapter 16: Emotion is oxygen Section 4: Storms Chapter 17: Storms are stories Chapter 18: Flexibility is perseverance Chapter 19: Foresight is 20:20 Chapter 20: Wrestling with trolls Chapter 21: Change is constant Section 5: Energy Chapter 22: Reflection is action Chapter 23: Truth is human shaped Chapter 24: Seeds are fruit Chapter 25: Endings are beginnings Conclusion Contributors Voices from around the world Uncommon Sense dibentuk oleh wawasan dan kolaborasi lebih dari 120 spesialis komunikasi iklim dari lebih dari 20 negara. Kearifan kolektif mereka membantu menyusun strategi, cerita, dan perangkat dalam halaman-halaman ini. Berikut adalah penulis dan editor yang menyaring pengetahuan global tersebut menjadi pelajaran dan wawasan yang dapat dibagikan yang ditemukan di seluruh Uncommon Sense. HUGH MOUSER A systems coach, campaign strategist and strategic communications leader, Hugh believes in the power of people, movements and organizations to think creatively and transform the world. Hugh has spent 20 years leading teams and building multi-country social and environmental justice organizing programs for NGOs from Greenpeace to Oxfam. An ICF-accredited coach, Hugh has helped leaders from across the corporate and non-profit sectors to achieve their goals from starting new businesses to winning campaigns. Hugh led the campaign that made age discrimination illegal in the UK, managed Greenpeace and Oxfam digital strategies that mobilized millions and secured climate commitments from Procter & Gamble and Kellogg, introduced Global Witness’s first successful planning toolset, and co-created a record-breaking anti-racist ActionAid crowdfunder with activists in Ghana. Hugh is passionate about biomimicry, complexity thinking and indigenous methods of inquiry. He is fluent in Spanish and Portuguese and is a committed intersectional feminist who believes in building sustainable and transformative movements. RATHANA CHEA Listed in 2024's Most Impactful Asian-Australians, the Winner of the Asia Pacific CEO of the Year Award, University Vice Chancellor's Human Rights Award, Centre for Independent Journalism Award and Advisor to the Groundswell Giving Major Donors Circle, Rathana is the Founding CEO of the Multicultural Leadership Initiative. Rathana has spent over 20 years working internationally strengthening people, building organisations and delivering impactful strategies. He has worked in the areas of environmental sustainability, climate change, human rights and technology. He has served on senior management and executive teams in Europe, Australia, Asia and globally for Greenpeace, Amnesty International, the Sunrise Project and other leading change agents. He has also served on countless boards, including as Vice Chair of ECC, a peak body for multicultural communities, as well as serving on the board of leading advocacy and campaign training institutes such as, New York based Mobilisation Lab and regionally-focused AktivAsia. Rathana has co-founded and successfully scaled up numerous social enterprise, not-for-profit and charity startups into fully-fledged impact-focused organisations across Asia and Australia. Rathana holds several qualifications across multiple disciplines from Oxford University, UNSW, the London School of Economics and Political Science, and the University of Technology Sydney. ENGGAR PARAMITA Communications professional with 15+ years of combined experience in multi-national advertising agencies and non-profit organisations. Her role is focused on advancing the use of strategic communications to help organisations achieve their objectives and have their voices heard. She has worked on development projects on various topics, such as sexual reproductive health, agroforestry, and climate adaptation. In her current work with the Strategic Communications Initiative in Indonesia (Development Dialogue Asia/DDA), she combines strategic grant-making, insights and research development, and partner collaboration to strengthen the pro-climate narrative building in Indonesia. In 2020 - 2023, she led the first-of-its-kind, nationally representative research on public beliefs and behaviour on climate change and collective action. The research project is a collaborative work with Communication for Change, Kantar Indonesia, and the Yale Program on Climate Change Communication. Enggar holds a Master of Communication from the University of Queensland, Australia and a Bachelor of Social Science from the University of Indonesia. DR. MERLYNA LIM Canada Research Chair in Digital Media and Global Network Society and a Professor of Communication and Media Studies at the School of Journalism and Communication, Carleton University. Lim's research and publications explore the interplay between digital technologies and society, focusing on power dynamics, justice, citizen engagement, and democratic processes. As the founder and director of the ALiGN Media Lab, Lim grounds her research empirically in Southeast Asia and the MENA region, advocates for recognizing the Global South as a crucial research hub, and emphasizes addressing its issues on its own terms. Her notable publications include Social Media and Politics in Southeast Asia (Cambridge University Press, 2024), Roots, Routes, Routers: Communication and Media of Contemporary Social Movements (Sage, 2018), and Online Collective Action: Dynamics of the Crowds in Social Media (Springer, 2014). In 2016, Lim was elected to the Royal Society of Canada's New College of Scholars, Artists, and Scientists. Throughout her career, she has delivered over 200 invited talks and received more than 150 media mentions. Before joining Carleton University, Lim held positions at Princeton University, Arizona State University, and the University of Southern California. For more, see: merlyna.org. DR. NICOLÁS LLANO A communication and media researcher, educator and practitioner. Currently, he is the Insights & Research Manager at Food Nature Climate Dialogue, the global strategic communication initiative of the Climate and Land Use Alliance. He holds a PhD in Communication Studies from São Paulo University and is a lecturer at Fundação Getúlio Vargas' School of Communication, Media and Information. DR. THELMA RAMAN Director of Research and Education at the Multicultural Leadership Initiative, Thelma has over 30 years in education and training across Australia, New Zealand and the Pacific Islands. She has held several academic and managerial roles across various institutions and organisations. Thelma has extensive experience in developing and presenting education and training programs for diverse audiences in a range of areas including climate change, sustainability and business. Thelma’s fervent belief in the power that education has to inspire change led her to complete a PhD in Education for Sustainable Development in 2017. Since then, she has been actively working to engage individuals, organisations, and communities to take action towards creating a safer and more sustainable world. Thelma holds qualifications across multiple disciplines including education, business, history, politics and geography from RMIT University, University of New South Wales, Deakin University, University of Auckland and the University of the South Pacific. She is also a Fellow with the Higher Education Academy, United Kingdom. MATT DAGGETT Founding Director of the Strategic Communications Initiative for the Climate and Land Use Alliance (CLUA). An accomplished philanthropic and non-profit leader with an expertise on environmental issues, strategic communications, global campaigns, and organizational governance. Mr. Daggett brings extensive experience managing teams and working with partners in Latin America, SE Asia, Europe, the US and Central & East Africa with a focus on catalyzing change towards more just, sustainable food, forest, and land use systems. Prior to joining CLUA, Matt was the Global Campaign Leader for Forests at Greenpeace International. In this role, he guided global teams advocating for forest conservation and Indigenous Rights protection in the Amazon, Congo Basin, Indonesia, and Northern Boreal forests. Previously, Matt served as the Strategy Director for Greenpeace USA, an Associate Partner at Dalberg Global Development Advisors, and a Consultant at the Boston Consulting Group in London. Matt earned an MBA at Oxford University in the UK and a BA in Government from Harvard University in the USA. DIYA DEB Executive Director of Mindworks Lab, a global cognitive science innovation lab . Incubated in Greenpeace, Mindworks pioneers new approaches to creating change built on understanding of how the human mind works. Diya grew up in India and has spent close to two decades working both in the grassroot and international NGO spaces in leadership roles . She has headed up campaigns in Amnesty International India and was the Campaign Director in Greenpeace India, worked with the Indian nobel peace laureate Satyarthi to mobilise millions of youth globally, worked in the field of child rights, human rights and climate for all these years to lead strategy, engage and mobilise people. She also has acted in advisory capacities to several non profits and has co-founded her own initiative PowerSouth focussed on women leadership in grassroots. Her experience of working in harsh political and social realities in India has strengthened her resilience in crisis and made her an advocate to decolonise knowledge and drive systemic change in the global south. JUDE LEE Leading the Climate Diversity Foundation, a long time womens' rights and environmental campaigner for over 20 years, Jude and is a leader in climate advocacy. She has a strong focus on promoting climate action, diversity, and JEDI(Justice, Equity, Diversity and Inclusion). Jude served as the Deputy Executive Director at Greenpeace East Asia, where they manage one of the organisation's largest offices and oversee an annual budget of approximately $45 million USD. Jude's work is characterised by a commitment to inclusive and equitable solutions for the most pressing environmental issues. As the lead for the Climate Diversity Foundation is the Director of Asia Partnerships for the Multicultural Leadership Initiative. NANA DARKOA SEKYIAMAH Cited as BBC's 100 inspirational and influential women in the world, Nana is the author of The Sex Lives of African Women, which Publishers Weekly described as “an astonishing report on the quest for sexual liberation” in their starred review. It was also listed by The Economist as the best book of the year. She is also co-founder of Adventures from the Bedrooms of African Women, a website, podcast and festival that publishes and creates content that tells stories of African women’s experiences around sex, sexualities, and pleasure. In 2022. In 2023, New Africa magazine listed her as one of 100 inspirational Africans. RENATA SENLLE A journalist with 20 years of experience in various areas of communication. Since 2020, she has been Communications Manager for strategic relationships with digital influencers focusing on socio-environmental issues at Diálogo Brasil. She has a master's degree in Communication Sciences from ECA/USP and a doctorate in Feminist Studies from the University of Coimbra. VON HERNANDEZ Leading Filipino environmental activist based in Manila, Philippines, who has been campaigning on climate and pollution issues for nearly 30 years. He is the Global Coordinator of Break Free from Plastic, a global movement of about 3,500 organizations representing millions of supporters, working. together to end the plastic pollution crisis. Previously, Von was Global Development Director of Greenpeace International where he oversaw the development and performance of Greenpeace’s national and regional offices worldwide. He also served as the Executive Director of Greenpeace Southeast Asia (GPSEA), where he led some of the group’s most successful campaigns and programs in Southeast Asia. He co-founded and spearheaded various environmental coalitions and partnerships at the national, regional, and global levels including the Ecowaste Coalition in the Philippines and the Global Alliance for Incinerator Alternatives (GAIA). In 2003, he was awarded the Goldman Environmental Prize for his work, which led to the first national ban on waste incineration. Von was also recognized by Time magazine as one of the Heroes for the Environment in 2007. He graduated from the University of the Philippines (BA English), and holds a Masters degree in Public Management from the National University of Singapore. DR. AMIERA SAWAS A feminist researcher and advocate who works at the intersections of climate change, gender justice, public participation and the social contract. Amiera has almost 20 years experience working on these issues across academia, the private sector, think tanks and NGOs, with her most previous roles at Climate Outreach, ActionAid and the Grantham Institute for Climate Change at Imperial College. Amiera has a PhD on water and human rights in Pakistan and is a contributing author to the IPCC sixth assessment report on gender and climate security. As a person of both Syrian and Irish heritage, with close links to Pakistan, she has lived life with an acute awareness of the impacts of colonial histories and believes passionately in the need to decolonise. BEC SANDERS Director of Research at the FrameWorks Institute. Before joining the FrameWorks team in 2022, Bec worked for ten years in framing research, mostly in the UK and Europe. She was Research Lead at the Public Interest Research Centre and then a consultant supporting non-profits, charities and grassroots campaigners with evidence-based reframing strategies. She has led mixed-methods research on framing climate justice, anti-racism, and LGBTQIA+ equality. One of her areas of expertise is in values, and applying the Schwartz values model to communications. Working with the Common Cause Foundation she investigated the connection between perceptions of other people’s values and civic engagement, publishing on this in Frontiers in Psychology, and she was a contributing author to the Springer book Values and Behavior: Taking a Cross Cultural Perspective. Her work has also been featured in The Guardian, Vice and The Psychologist magazine. She holds an MA in Psychology and Philosophy from the University of Edinburgh. DR. LORI REGATTIERI Has directed global and regional portfolios in the philanthropic sector, successfully managing projects across multiple disciplines and regions. As the former Senior Fellow for Trustworthy AI at the Mozilla Foundation (2022-2023), they played a pivotal role in advancing ethical AI practices. In recognition of their impactful work, Lori received the Media Ecology Association's 2024 Jacques Ellul Award for Outstanding Media Ecology Activism. With over 15 years of experience, Lori has worked at the intersection of digital transformation, strategic communications, and policy strategies to promote just and sustainable technologies. Their expertise includes working with progressive political movements, climate justice, indigenous peoples, afro-descendants and local communities (IPADLC) rights, LGBTQIAPAN+, and queer issues, particularly in the Global Majority world. Lori collaborates with a range of stakeholders, including governments, inter-governmental agencies, foundations, companies, NGOs, CSOs, academia, and grassroots organizations. They earned a PhD in Communication and Culture from the Federal University of Rio de Janeiro (UFRJ). Their research has focused on cybernetics, information theory, digital methods, decolonial equity, and social justice, as well as internet laws and policy issues. More info is available at eco-midia.com. NATALIA VIDALON A senior strategic communications professional with more than 10+ years working in sustainable development, conservation, and indigenous rights. She has extensive experience in project design and management, qualitative research, and communication strategies for the private and public sector and environmental projects and organizations. Natalia has worked for the Ministry of Environment in Peru and civil society organizations, where she has led communications and fundraising strategies focused on fighting illegal activities, environmental defenders, advocacy in favor of Indigenous territorial rights, and establishing key protected areas, focusing on the Peruvian Amazon. She specializes in communication diagnosis, stakeholder and media engagement, and strengthening local communications initiatives. She is a Social Communicator from the Pontificia Universidad Católica del Perú, where she has also taught in the Communications Master Program. She has a master’s degree in International Development from the University of Manchester, UK. Currently, she works as Strategic Communications Manager in Peru for Diálogo Colombia & Perú. RIKA NOVAYANTI Co-founder and Steering Committee member of MOSAIC (Muslims for Shared Action on Climate Impact). Her leadership led to the launch of a manifesto supported by the Vice President of Indonesia. Through this manifesto, MOSAIC developed initiatives to leverage Islamic philanthropy for climate funds and utilize Islamic infrastructure for climate solutions. MOSAIC also earned a Silver Medal in the Partnership and Collaboration category at the Anthem Awards. Her expertise is in strategic communications on climate and environmental issues. Currently she is consulting for the World Bank’s Environmental, Natural Resources and Blue Economy (ENB) team. She is also a Senior Advisor for Purpose Climate Lab, and serves as a Board Member for Solar Chapter, a nonprofit focusing on improving access to clean water through renewable energy and water monitoring systems. Rika has significant experience in structuring and implementing system convening and fostering collaboration among unlikely partners. Rika frequently writes or speaks on climate and environmental issues, particularly around environmental behavior and strategic communications. She is also an awardee of the USAID Program to Extend Scholarships to Achieve Sustainable Impacts (PRESTASI) and Australian Awards Scholarship (AAS). YEMI AGBENIYI A climate leader with a background in health policy and pharmaceuticals, Yemi is a experienced business operations and management leader. She currently serves as the Director of Global Operations for the Multicultural Leadership Initiative, where she plays a crucial role in shaping organisational strategy. Her work has allowed her to explore and champion sustainability and climate initiatives across Africa, striving to make the continent a safer and more sustainable place for its people. Yemi holds a degree in Pharmacy from Obafemi Awolowo University in Nigeria, along with additional certifications from the University of Cape Town and the University of Cambridge.

  • Filter Konten | Uncommon Sense

    Browse Chapters Close Home Contributors Content Filter Search Results Introduction Section 1: System Chapter 1: We live in systems Chapter 2: The simplicity of complexity Chapter 3: Levels are levers Chapter 4: Autonomy is myth Section 2: Equilibrium Chapter 5: Systems Do Not Die Chapter 6: Relationships Are Power Chapter 7: Solidarity is a verb Chapter 8: Force begets resistance Chapter 9: Loops can be unlocked Section 3: Navigation Chapter 10: Narrative is water Chapter 11: Needs are motives Chapter 12: Communities are currents Chapter 13: The messenger is the message Chapter 14: Values are bedrock Chapter 15: Decisions are learned Chapter 16: Emotion is oxygen Section 4: Storms Chapter 17: Storms are stories Chapter 18: Flexibility is perseverance Chapter 19: Foresight is 20:20 Chapter 20: Wrestling with trolls Chapter 21: Change is constant Section 5: Energy Chapter 22: Reflection is action Chapter 23: Truth is human shaped Chapter 24: Seeds are fruit Chapter 25: Endings are beginnings Conclusion Filter Konten Telusuri berdasarkan konsep , cerita , alat atau bagian untuk mengungkap wawasan yang paling relevan dengan cepat. Filter by Section Filter by Concept, Story or Tool Select Language CONCEPT Systems, Levels, and Levers Section 1: System STORY Buen Vivir, Bolivia and Ecuador Section 2: Equilibrium STORY Bell Bajao Campaign, India Section 5: Energy TOOL Changing Spectacles Section 5: Energy TOOL Deep Loop Section 2: Equilibrium TOOL Excavating Systems Levels Section 1: System TOOL Future Ripples Section 5: Energy CONCEPT How Populists Use Narrative Section 3: Navigation TOOL Networks and Ripples Section 3: Navigation CONCEPT It's Not Always What You Think It is Section 3: Navigation TOOL Networks Matrix Section 3: Navigation TOOL Navigation and Persuasion Section 3: Navigation STORY Planting Banana Trees to Shame Authorities, Zimbabwe Section 1: System STORY Racist Public Health Response, Australia Section 3: Navigation TOOL Shooting Star Section 2: Equilibrium TOOL Storm Strategies Section 4: Storms CONCEPT Ten Basic Personal Values Section 3: Navigation STORY The Chipko Movement, India Section 1: System STORY The Salt March, India Section 2: Equilibrium STORY Transgender Person Protection of Right Act, Pakistan Section 3: Navigation STORY Women Use Anlu for Change, Cameroon Section 3: Navigation STORY The Beginning of the End of the Gulag, Russia Section 2: Equilibrium STORY Ayuda a Delhi a respirar, India Section 1: System TOOL Bucle profundo Section 2: Equilibrium TOOL Cambiando lentes Section 5: Energy TOOL Anti-oppression checklist Section 2: Equilibrium TOOL Burning Through Bias Section 5: Energy CONCEPT Building Resilience Section 4: Storms STORY Cree Campaign Against Hydro Electric Project, USA Section 1: System CONCEPT Vicious Loop Section 2: Equilibrium CONCEPT Stagnating Loop Section 2: Equilibrium STORY Gezi Park Iftar, Turkey Section 4: Storms TOOL Human Layers Section 5: Energy STORY Idle No More, Canada Section 2: Equilibrium STORY Meatless Monday Campaign, Brazil Section 3: Navigation CONCEPT Movement Compass Section 5: Energy TOOL Obstacles As Targets Section 3: Navigation TOOL Privilege Walk Section 2: Equilibrium TOOL Relationship Constellations Section 2: Equilibrium TOOL Social Identity Wheel Section 2: Equilibrium CONCEPT Systems Thinking Embraces Interconnectedness Section 1: System CONCEPT Thinking Styles, Rational Checks, Mental Shortcuts, Biases Section 3: Navigation STORY The Endsars Movement and the Fight to End Police Brutality, Nigeria Section 1: System TOOL Star Setting Section 2: Equilibrium TOOL Trending Down The Fire Section 5: Energy TOOL Steps for SWOT Analysis Section 1: System TOOL Simulation and Prevention Section 4: Storms CONCEPT Brújula de movimientos Section 5: Energy CONCEPT Bucle vicioso Section 2: Equilibrium TOOL Caminata de privilegios Section 2: Equilibrium STORY Bolivia's Water War Section 1: System CONCEPT Social Threats and Rewards Section 5: Energy TOOL Campfire Dashboard Section 5: Energy CONCEPT Cycle of Oppression Section 2: Equilibrium STORY Doxing Abusive Police, Sudan Section 3: Navigation TOOL Finding Bedrock Section 3: Navigation STORY Greenwash Allows Global Plastic Pollution Increase Section 1: System TOOL Idea and Metaphor Section 3: Navigation STORY Indigenous Land Rights Movement, the Philippines Section 4: Storms TOOL Messenger Ecosystem Section 3: Navigation TOOL Simulation and Prevention Section 4: Storms STORY Panties for Peace Campaign, Myanmar Section 3: Navigation TOOL Problem Statement And Systems Circles Section 1: System STORY Religious Values and Climate Change, Indonesia Section 3: Navigation STORY Stamping #metoo on Blockchain, China Section 4: Storms TOOL Systems Trigger And Consequences Section 1: System STORY The Bentley Blockade, Australia Section 1: System CONCEPT The Features of Narrative Section 3: Navigation STORY The Successes of the Colombia Truth Commission Section 1: System STORY Violence During the Tunisian Revolution Section 1: System STORY Cree Campaign Against James Bay Hydroelectric Dam, Canada Section 5: Energy CONCEPT Amenazas y recompensas sociales Section 5: Energy CONCEPT Bucle estabilizador Section 2: Equilibrium CONCEPT Bucle virtuoso Section 2: Equilibrium STORY Campaña Bell Bajao, India Section 5: Energy CONCEPT Stablising Loop Section 2: Equilibrium TOOL Attention Economics Section 4: Storms STORY Challenges of the Colombian National Referendum Section 1: System STORY Dealing With Government Crackdown, India Section 4: Storms TOOL Early Warning Signs Section 4: Storms CONCEPT Virtuous Loop Section 2: Equilibrium STORY Help Delhi Breathe, India Section 1: System STORY Identifying Palm Oil Company Strategies, Indonesia Section 4: Storms TOOL Integrity Checklist Section 5: Energy STORY Miniskirt March, Zimbabwe Section 3: Navigation TOOL Narrative Ripples Section 3: Navigation TOOL Sensemaking Section 1: System STORY Protests and Uprising Lops in the Middle East Section 2: Equilibrium STORY Replacing Cops With Memes, Colombia Section 3: Navigation STORY Stopping Arms Transportation to Zimbabwe Section 4: Storms STORY Targeting Communities Through Media and Messengers Section 3: Navigation TOOL Storm Diagnosis Section 4: Storms STORY The Pinjra Tod Movement, India Section 4: Storms CONCEPT Three Horizons Section 5: Energy CONCEPT Warning Signs Section 4: Storms STORY Breaking Barriers: Feminist Levers & Loops in Urban Mobility Transformation. Bangalore, India, 2019-2023 Section 2: Equilibrium STORY Apuntando a comunidades a través de medios y mensajeros Section 3: Navigation CONCEPT Bucle estancado Section 2: Equilibrium STORY Buen Vivir, Bolivia y Ecuador Section 2: Equilibrium STORY Campaña Bragas por la Paz, Myanmar Section 3: Navigation

  • Chapter 17: Storm are stories | Uncommon Sense

    SECTION 1: S TORMS CHAPTER 17 - STORMS ARE STORIES There are just 3 types of challenge and we can handle every one of them. In natural ecosystems, the species that survive have adapted to change around them. But many organizations perish because they fail to prepare for crises and opportunities within and around them. Often, we face crises and tell ourselves, "this too shall pass," or regret missed opportunities, rather than readying ourselves in advance. Understanding and creating storms Every storm is a tale with a beginning, a middle and an end. Although we cannot predict the weather with perfect accuracy, we can equip ourselves for what may come and build resilience to likely or potential storms. We can also create storms ourselves. For example taking direct action can destabilize a system, hinder an opponent and drive public debate around your issue. Navigating storm types To comprehend how a storm might impact our target system or our campaign, we categorize it into three types: Developmental: Challenges a system’s identity or boosts its visibility. Situational: Hinders a system’s operations or enhances its influence. Existential: Threatens a system’s survival or enables evolution to something stronger. Analyzing causes and effects To effectively handle a storm, we must analyze its causes and consequences. This involves identifying whether the problem is simple, complicated, complex or chaotic (see Chapter 2), observe its five system levels (Chapter 3), its Guiding Star and Near Star (Chapter 5) and the Deep Loop that drives it (Chapter 8). Preparing for impact Do not underestimate the impact of a storm or your ability to deal with it. Bats’ echolocation is disrupted by storms, preventing them from perceiving their environment. They take shelter and wait out the storm. But the hard truth for campaigners and organizations is that taking shelter is rarely the best option to deal with a crisis or opportunity. When we prepare in advance, we can be ready for all kinds of circumstances. Make sure you read all the chapters in this Section in order to prepare and deal with the three types of storm, because the storms will come. You will fare far better if you prepare in advance. No one wants to lurch from crisis to crisis. Footnotes: Aboriginal season charts: https://www.csiro.au/en/research/Indigenous-science/Indigenous-knowledge/calendars Chart showing Aboriginal Australian fire burning according to season: https://www.researchgate.net/figure/A-seasonal-calendar-illustrating-aspects-of-Indigenous-fire-stewardship-The-calendar_fig2_359670046 “A crisis is an opportunity riding a dangerous wind” - Chinese proverb tool: storm diagnosis Spotting threats: Draw out or print the Storm Chart. Write on one Post It at a time: A challenge or opportunity you might face Write down whether it relates to: the system you’re trying to change your campaign both Write down its corresponding Storm type: Developmental: An challenge to a system’s identity of or an opportunity to raise its profile Situational: A challenge impeding what the system does or an opportunity to boost its reach Existential: A threat to a system’s existence or an opportunity to create something stronger Write down whether this threat or opportunity in itself is: Chaotic Complex Ordered Place the Post-It on the Threat / Opportunity ring in line with the Storm type. Continue this process for all the possible threats you could face. There should be a fairly even distribution of Post-Its. Storm as system: On an A3 sheet, pick the most harmful, most likely threat. Note down: Why : Why has this threat come to happen. Is it because of your campaign? Who : The storm’s Guiding Star and Near Star. The key relationships that give it equilibrium, power and set the rules for how it operates. Where : The relationships that allow information to flow and enable the threat to function. How : How the storm manifests. What : The short, medium and long term impacts are, on you and others in and outside the system. Does this tell you anything new to prepare for, in how the storm affects the system or your campaign? Eye of the storm: On a separate sheet, draw out the key loops that you think are driving this storm. Add arrows to show direction, and pluses and minuses alongside them to show where some elements increase or decrease others. Identify the loops as stabilizing / stagnating / vicious / virtuous. Review the loops and identify the most critical ones. Zoom out. Could you see these loops together as one large loop? What does this tell you about what is driving the storm, and how you could deal with it? Is the storm a threat or opportunity as you originally believed? Could it evolve into one, or could you turn it to your advantage? Tool: storm diagnosis Story: stopping arm transportation to zimbabwe, south africa story: stopping arms transportation to zimbabwe, south africa During the 2008 elections in Zimbabwe, the ruling party ZANU-PF suppressed opposition and manipulated results. Meanwhile, a Chinese ship carrying weapons for Zimbabwe's Defense Force arrived in South Africa for the arms to be sent to Zimbabwe, raising fears of increased violence. Civil society groups in South Africa aimed to prevent the ship from delivering weapons to Zimbabwe, thereby avoiding further violence and human rights abuses. They did so by understanding the type of crisis and opportunity and responding to them appropriately: There were three interrelated crises: Developmental Crisis: False election results. This was a symptom of the deeper situational and existential crises. Dealing with those was more critical. Situational Crises: Voter suppression and manipulation of results. The arrival of the ship carrying weapons. This needed addressing immediately or it would risk an existential crisis - the lives of people in Zimbabwe. Existential Crises: The potential for increased state violence and suppression of the opposition. Zimbabwe's long-term struggle with corruption and political violence. Addressing these would take longer, but understanding their connection to the situational crises were important for building strength across civil societies in the long fight against repression. Campaigners took coordinated action: Using voice at the What level: Religious groups and NGOs in South Africa protested at the Durban harbor. Blocking infrastructure at the How level: The South African Transport and Allied Workers Union refused to offload the weapons. Civil society groups and unions in Mozambique, Namibia, and Angola coordinated to prevent the ship from docking and offloading weapons in their countries. Legal challenge at the Who level: The Southern African Litigation Centre (SALC) filed a legal challenge to stop the transfer of weapons. Results: System sabotage: Unions, religious groups and NGOs navigated the connected storms to stop the system from functioning. The ship could not offload its weapons cargo in any of the ports, and eventually returned to China. Legal and social impact: The campaign highlighted the willingness of regional leaders to support Zimbabwe’s lawlessness and spurred public outrage. Showed strength of future regional solidarity and resistance: It sent a clear message against state violence in Zimbabwe. Read more: https://www.business-humanrights.org/en/latest-news/chinese-arms-to-zimbabwe/ https://www.industriall-union.org/archive/imf/unions-block-arms-delivery-to-zimbabwe https://www.theguardian.com/world/2008/apr/24/zimbabwe.china

bottom of page